Kutip

Selaku penulis saya ini generalis, bukan spesialis. Saya menulis ikhwal apa saja yang lewat di depan mata. Persis tukang loak yang menjual apa saja yang bisa dipikul. ("Kesatria"; Kompas, 14 Juni 1985)

Kolumnis


           TIAP KTP punya baris “pekerjaan” yang mesti diisi. Seorang Dirjen akan dengan mantap mengisinya karena yakin betul tiap orang mafhum belaka makhluk apakah dirjen itu. Seorang makelar pun sekarang ini tidak usah kikuk mencantumkan profesinya, karena dunia makelar pun sudah sah jadi penunjang pembangunan seperti halnya juga komisioner. Sekarang, apa yang harus diisi seorang penganggur yang banyak sekali jumlahnya di negeri ini? Demi harga diri dan demi supaya tak dicurigai, mustahil seorang penganggur mengisi apa adanya dalam KTP. Karena jenis pekerjaan mesti jelas tercantum, maka apa yang mesti ditulis oleh penganggur yang tidak punya pekerjaan?
         Biasanya mereka isi dengan perkataan “swasta” atau “wiraswasta”. Saya berani bertaruh, tidak ada penganggur yang berterus terang menulis apa adanya. Selain demi harga diri dan demi jangan dicurigai, juga mereka menghindar dari mengaku penganggur itu karena merasa kurang enak kepada pihak pemerintah, takut dianggap menyindir. Mengapa menyindir? Karena bunyi pasal 27 UUD berbunyi “ Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Jika seorang penganggur mengaku terus terang keadaannya, apa itu bukannya bisa dianggap menyindir, seakan-akan pemerintah sudah tidak mampu menyediakan pekerjaan yang layak?
         Hal serupa juga dialami oleh pengemis. Jika pemerintah berpegang teguh secara murni dan konsekwen pada bunyi pasal 34 UUD yang berbunyi “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara” maka tidak mungkin bergelombang-gelombang pengemis masuk kota. Anehnya, ada kotamadya yang mengancam akan merazia dan menangkap pengemis. Apakah memang pantas dipersoalkan kenapa sampai melalaikan pasal 34 UUD itu hingga berdasar Pancasila ini bila orang diperbolehkan sekaya-kayanya, tapi para fakir miskin malahan diuber-uber?

          PEKERJAAN Dirjen orang tahu. Begitu juga makelar atau komisioner. Bahkan profesi dukun pun orang paham. Tapi profesi “kolumnis” masih asing dan belum banyak yang maklum. Jika saya mencantumkan perkataan “kolumnis” sebagai jenis pekerjaan, banyak orang bertanya-tanya binatang apa sih kolumnis itu? Kolumnis itu bagian pekerjaan malam apa siang? Bahkan ada yang bertanya, apa beda antara kolumnis dengan komunis? Tentu beda. Komunis itu sudah musnah sedangkan kolumnis itu masih ada, setidaknya sampai hari ini. Perkara besok akan lenyap juga, nantilah kita lihat saja.
           Apa yang ditulis kolumnis itu memang fakta? Bisa fakta dan bisa juga bukan fakta. Sebab, jika semua semua fakta mesti ditulis secara terbuka dan apa adanya, dalam tempo tiga hari dunia ini akan terbolak-balik. Bahwa koran mesti menyiarkan yang faktual, itu benar. Tapi tidak semua fakta layak disiarkan. Sebab, apa jadinya jika semua fakta disiarkan oleh koran? Apa jadinya jika korupsi mulai teri hingga kakap dibeberkan apa adanya?
       Saya punya contoh, bagaimana seorang kolumnis menulis bukan atas dasar fakta, melainkan imajinasinya yang diharapkan bisa ditarik manfaatnya oleh pembaca. Misalnya kolumnis Ajip Rosidi yang sudah bertahun-tahun bermukim di Jepang. Dalam Kompas terbitan 6 Juni 1986, ia menurunkan tulisan berjudul Sendok, garpu dan lain-lain. Tulisan itu menyebut ikhwal makanan, cara makannya, apa pakai sendok apa pakai sumpit, apakah itu makanan Jepang atau Barat.
           Sebagai seorang yang kenal baik Ajip Rosidi, saya tahu persis ia sama sekali bukan gastronom, bukan pakar makan-memakan, bahkan mirip pun tidak. Ia bukan tukang makan, melainkan tukang telan apa saja yang lewat di depan hidung. Bagaimana mungkin seorang awam makanan seperti Ajip berani menulis artikel ihwal makanan, kalau bukan semata-mata atas dorongan imajinasinya? Bagaimana mungkin seorang yang tak bisa membedakan mana kroket dan mana combro mampu menulis soal makanan? Ini sama saja anehnya dengan orang asal Indihiang yang berdiam di kaki Gunung Galunggung bicara soal taman laut dan rahasia samudera.
            Saya punya kisah pribadi yang mendukung pendapat saya. Pada tahun 1982 saya mampir di Kyoto naik kereta api, Ajip Rosidi persis menunggu di pintu gerbong. Sesudah bersalam-salaman sebagaimana layaknya, sesudah tanya ihwal masing-masing dan bertanya ihwal Tanah Air yang saat itu menjelang saat pemilu, Ajip pun berbaik hati menawarkan apa saya mau makan siang, dan makanan apa yang saya sukai.
            Saya bilang, memang saya belum makan, dan makan apa pun jadilah. Sukiyaki boleh, steak Kobe pun jadi, pokoknya asal cepat. Maka Ajip pun mengajak berjalan kaki masuk keluar lorong, ada barangkali satu jam sehingga bukan saja perut makin lapar, tapi kaki pun sudah kaku. Di dalam hati saya berpikir, kok kota semacam Kyoto yang cukup besar itu, susah betul cari restoran?
         Sesudah kaki tidak kuat lagi melangkah, tahulah saya bahwa Ajip sebetulnya tidak tahu persis, di mana letak restoran yang menjual makanan yang saya sebut itu, bahkan Ajip malahan tidak bisa baca huruf Kanji, tentu saja ia tidak bisa membedakan mana restoran mana toko potret.
           Sesudah tidak sanggup lagi meneruskan perjalanan, saya pun pasrah dan mengusulkan supaya makan makanan apa saja yang tampak oleh mata. Maka, kami pun menghampiri depot penjual hamburger, makanan yang bisa ditemui siapa saja dengan mudah, baik oleh nenek-nenek maupun orang buta.

(Asal Usul; Kompas, 17 Juli 1988)

Melanggan artikel lewat email

4 komentar:

  1. Assalamualaikum

    WhatsApp Only::::{+33753893351}
    Email:::::::{{aditya.aulia139@gmail.com}}
    {{iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com}}

    Nama saya Aditya Aulia saya mengalami trauma keuangan karena saya ditipu dan ditipu oleh banyak perusahaan pinjaman online dan saya pikir tidak ada yang baik bisa keluar dari transaksi online tapi semua keraguan saya segera dibawa untuk beristirahat saat teman saya mengenalkan saya. untuk Ibu pada awalnya saya pikir itu masih akan menjadi permainan bore yang sama saya harus memaksa diri untuk mengikuti semua proses karena mereka sampai pada kejutan terbesar saya setelah memenuhi semua persyaratan karena permintaan oleh proses saya bisa mendapatkan pinjaman sebesar 350jt di rekening Bank Central Asia (BCA) saya saat saya waspada di telepon saya, saya tidak pernah mempercayainya, agaknya saya bergegas ke Bank untuk memastikan bahwa memang benar ibu kontak sekarang mengalami terobosan pemanasan jantung dalam kehidupan finansial Anda melalui apakah itu BBM INVITE-nya: {D8980E0B} atau apakah kamu ingin mengkonfirmasi dari saya? Anda bisa menghubungi saya melalui surat saya: {aditya.aulia139@gmail.com} dan juga Anda bisa menghubungi perusahaan CREDIT UNION DAYA LESTARI via: {mail:iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com}

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum wbr,salam sejahtera untuk kalian yang sempat membaca postingan ini,kenalkan saya Wati dari Garut,saya hanya ingin berbagi sedikit pengalaman saya,dulu saya keryawan yang digaji 800rb per bulan saya punya dua anak yang masih kecil,suami saya meninggalkan saya saat lahirkan anak kedua saya,keadaan ekonomi membuat saya pinjam sana sini dan tidak terasa hutang saya mencapai ratusan juta di rentenir,saya sempat putus asa dan stres titik terendah saya pada saat anak saya nangis kelaparan dan saya tidak punya uang sepeserpun sempat saya mau mengakhiri hidup saya tapi anak saya membuat saya semangat menghadapi semuanya,dan pada akhirnya saya tampa sengaja dan tidak tau dari mana saya melihat nomor tlpon KY.Semar Sakti dan menghubungi nomor tsb,saya dikasi solusi tapi awalnya saya tidak percaya sampai saya beranikan diri mengikuti saran beliau dan alhamdulillah saya sekarang sudah sukses dan punya toko kecil2lan terima kasih saya ucapkan kepada aki dan kepaa allah swt berkat ini semua saya sukses dan bisa membiayai anak2 saya,ini pegalaman nyata tampa rekayasa demi allah,dan bagi teman2 yang mau seperti saya silahkan hub Aki di nomor 085-2111-741-25 insya allah aman,maaf kalau ada yang tidak suka dengan postingani ini saya mohon maaf saya hanya ingin berbagi,assalamualaikum wrb.





































































































































































































































































































    Assalamualaikum wbr,salam sejahtera untuk kalian yang sempat membaca postingan ini,kenalkan saya Wati dari Garut,saya hanya ingin berbagi sedikit pengalaman saya,dulu saya keryawan yang digaji 800rb per bulan saya punya dua anak yang masih kecil,suami saya meninggalkan saya saat lahirkan anak kedua saya,keadaan ekonomi membuat saya pinjam sana sini dan tidak terasa hutang saya mencapai ratusan juta di rentenir,saya sempat putus asa dan stres titik terendah saya pada saat anak saya nangis kelaparan dan saya tidak punya uang sepeserpun sempat saya mau mengakhiri hidup saya tapi anak saya membuat saya semangat menghadapi semuanya,dan pada akhirnya saya tampa sengaja dan tidak tau dari mana saya melihat nomor tlpon KY.Semar Sakti dan menghubungi nomor tsb,saya dikasi solusi tapi awalnya saya tidak percaya sampai saya beranikan diri mengikuti saran beliau dan alhamdulillah saya sekarang sudah sukses dan punya toko kecil2lan terima kasih saya ucapkan kepada aki dan kepaa allah swt berkat ini semua saya sukses dan bisa membiayai anak2 saya,ini pegalaman nyata tampa rekayasa demi allah,dan bagi teman2 yang mau seperti saya silahkan hub Aki di nomor 085-2111-741-25 insya allah aman,maaf kalau ada yang tidak suka dengan postingani ini saya mohon maaf saya hanya ingin berbagi,assalamualaikum wrb.

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum wbr,salam sejahtera untuk kalian yang sempat membaca postingan ini,kenalkan saya Wati dari Garut,saya hanya ingin berbagi sedikit pengalaman saya,dulu saya keryawan yang digaji 800rb per bulan saya punya dua anak yang masih kecil,suami saya meninggalkan saya saat lahirkan anak kedua saya,keadaan ekonomi membuat saya pinjam sana sini dan tidak terasa hutang saya mencapai ratusan juta di rentenir,saya sempat putus asa dan stres titik terendah saya pada saat anak saya nangis kelaparan dan saya tidak punya uang sepeserpun sempat saya mau mengakhiri hidup saya tapi anak saya membuat saya semangat menghadapi semuanya,dan pada akhirnya saya tampa sengaja dan tidak tau dari mana saya melihat nomor tlpon KY.Semar Sakti dan menghubungi nomor tsb,saya dikasi solusi tapi awalnya saya tidak percaya sampai saya beranikan diri mengikuti saran beliau dan alhamdulillah saya sekarang sudah sukses dan punya toko kecil2lan terima kasih saya ucapkan kepada aki dan kepaa allah swt berkat ini semua saya sukses dan bisa membiayai anak2 saya,ini pegalaman nyata tampa rekayasa demi allah,dan bagi teman2 yang mau seperti saya silahkan hub Aki di nomor 085-2111-741-25 insya allah aman,maaf kalau ada yang tidak suka dengan postingani ini saya mohon maaf saya hanya ingin berbagi,assalamualaikum wrb.

    BalasHapus